Rabu, 22 April 2009


KREATIVITAS PARA TUKANG BECAK

Oleh Try Harijono

Jangan anggap enteng tukang becak. Jika ditantang dan diberi kesempatan, mereka juga bisa berkreasi. Di Kabupaten Nganjuk, misalnya, becak yang biasanya dikayuh, kini ditempeli mesin. Bukan sembarang mesin, tetapi mesin hasil rancangan tukang becak sendiri.

Di Kabupaten Nganjuk tidak hanya satu atau dua becak yang menggunakan mesin, namun dalam setahun ini sudah ada sekitar 500 becak yang di ubah dari becak kayuh menjadi becak mesin.

Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan becak kayuh biasa, hanya pedal kayuh diganti dengan injakan gas dan rem. Mesin disimpan di bawah sadel, sedangkan roda diganti pelek dan roda sepeda motor supaya lebih stabil. Becak juga dilengkapi lampu yang digerakkan aki sehingga lebih aman saat melaju pada malam hari. Karena dianggap lebih "manusiawi", becak mesin pun dengan cepat menjadi populer di Kabupaten Nganjuk.

Bukan cuma di perkotaan, becak mesin ini pun kini merambah hingga ke pedesaan. Tanjakan terjal yang semula menjadi masalah, kini dengan mudah ditaklukkan becak bermesin. Begitu juga jarak tempuh yang semula menjadi hambatan kini tidak lagi. "Becak mesin di sini biasa menempuh jarak 15 kilometer (km) hingga 20 km, sedangkan bensinnya tak sampai satu liter," kata Gunawan (45), seorang tukang becak yang mangkal di Kecamatan Barong, sambil mengelus-elus bangga becak mesinnya.

Uniknya, mesin yang digunakan sebagai pengganti pedal kayuh tersebut bukan mesin sepeda motor yang mahal harganya, namun mesin pompa air. Mesin seharga Rp 800.000 tersebut biasanya digunakan para petani untuk menyedot air dari sungai ke sawah saat musim kemarau. Namun, di tangan para tukang becak, mesin tersebut dimodifikasi secara sederhana sehingga pedal kaki diganti injakan gas. Sekali gas diinjak, becak mesin bisa melaju dengan kecepatan 20 km per jam.

Kapasitas tangki bahan bakarnya sekitar empat liter, sedangkan setiap liternya cukup untuk menempuh jarak 25 km - 30 km. "Mesin pompa air benar-benar hemat dan bandel," tutur Mukhlis (50), salah seorang tukang becak di Desa Padasan, Kecamatan Baron, dengan nada bangga. Gara-gara asam urat Kehadiran becak mesin di Kabupaten Nganjuk tidak terlepas dari musibah yang menimpa Suwandi (50), pengayuh becak di Kecamatan Baron.

Dua tahun lalu, bapak tiga anak ini terkena asam urat sehingga tidak bisa lagi mengayuh becak. Padahal, mengayuh becak hanya satu-satunya pekerjaan yang bisa dilakoninya untuk menghidupi keluarganya. Tak kurang akal, dia mendatangi bengkel las untuk mencari cara agar becak kayuhnya bisa dipasangi mesin. Setelah beberapa kali mencoba, mesin yang paling murah, mudah, dan cocok untuk becak ternyata mesin pompa air. Jadilah mesin pompa air miliknya dimodifikasi menjadi mesin penggerak becak.

Kehadiran becak miliknya yang digerakkan mesin menarik perhatian pengemudi-mengemudi becak lainnya yang biasa mangkal di ujung jalan Kecamatan Baron. Hanya dalam waktu singkat becak mesin pun menjadi populer di kalangan para penarik becak di Kabupaten Nganjuk. Kini tidak kurang dari 500 becak di Kabupaten Nganjuk sudah dimodifikasi menjadi becak mesin.

"Harga modifikasi becak menjadi becak mesin sekitar Rp 2,5 juta, sudah termasuk pembelian mesin Rp 800.000, pemasangan gas dan rem, mengganti ban, serta membuat lampu," ujar Sojirin (45) yang baru saja memodifikasi becaknya. Jika membeli utuh, dalam arti becak dan mesin disediakan bengkel, harga becak mesin yang masih baru sekitar Rp 3 juta per unit.

Kini, musibah yang menimpa Suwandi menjadi berkah. Sebagian besar tukang becak di Kabupaten Nganjuk sudah mengoperasikan becak bermesin. Selain menghemat tenaga, penghasilan tukang becak pun meningkat dari sekitar Rp 15.000 menjadi Rp 25.000 per hari berkat pengoperasian becak bermesin. Inilah teknologi tepat guna, bukan rancangan perguruan tinggi, tetapi hasil kreativitas para tukang becak di Kabupaten Nganjuk. (D02)


3 komentar:

  1. mbok yo.... ditulis cara buatnya mas.. disertai foto-fotonya. teng kyu

    BalasHapus
  2. Setutu gan,tolong di sertakan donk foto sekalian cara membuatnya

    BalasHapus